Sejarah Desa

11 April 2024
Dibaca 254 Kali
Sejarah Desa

Tobadak adalah nama sebuah Kecamatan dan juga merupakan ibukota kabupaten dari Kabupaten Mamuju Tengah, provinsi Sulawesi BaratIndonesia. Penduduk kecamatan ini berjumlah 31.494 jiwa (2020), terdiri dari 8 Desa yang meliputi desa Tobadak, desa Mahahe, desa Polongaan, desa Batu Parigi, desa Sulobaja, desa Bambadaru, desa Sejati dan desa Saluadak. Penduduk kecamatan Tobadak beragam suku, dari suku asli maupun pendatang, karna beberapa desa di kecamatan Tobadak merupakan daerah Transmigrasi. Luas wilayah kecamatan Tobadak sekitar 699,61 km2, dengan kepadatan 45,01 jiwa/km2.[1]

Tobadak dijadikan sebagai ibukota kabupaten Mamuju Tengah oleh kemendagri setelah peninjauan wilayah Mamuju Tengah. Kantor kecamatan Tobadak terletak di desa Mahahe, kecamatan Tobadak. Disektor pendidikan, Kecamatan Tobadak telah memiliki sekolah di setiap desanya di tingkat Sekolah Dasar, sedangkan ditingkat Sekolah Menengah Pertama, kecamatan Tobadak memiliki 3 sekolah yang masing-masing terletak di desa Mahahe, desa Tobadak dan desa Batu Parigi. Sedangkan di tingkat Sekolah Menengah Atas dan sederajat, kecamatan Tobadak Memiliki 1 SMA dan 1 SMK yang terletak di desa Mahahe.

Salah satu tradisi yang dikenal dari daerah ini ialah ""Mamose"". Dalam acara Mamose, para tokoh adat akan unjuk kebolehan dan keberanian mereka dengan cara menebas tubuh mereka dengan parang panjang di hadapan raja atau ketua adat. Tradisi Mamose terus dilestarikan tokoh adat dan pemerintah setempat, sebagai identitas serta bertujuan untuk menyatukan kekuatan dan kebersamaan masyarakat.[2]

Kecamatan Tobadak memiliki keberagaman Suku, Agama, Ras dan Adat Istiadat (SARA). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik kabupaten Mamuju Tengah tahun 2020 mencatat data keberagaman keagamaan di kecamatan Tobadak. Adapun persentasi data keagamaan di Tobadak, yakni; pemeluk agama Islam sebanyak 62,04%, kemudian Kekristenan sebanyak 31,64% (Protestan 24,59% dan Katolik 7,05%), pemeluk agama Hindu 6,30% dan lainnya 0,02%.[3]